Bebernanews.com – Persoalan sampah di Pemalang, Jawa Tengah semakin pelik. Penolakan rencana pembangunan TPA membuat persoalan bertambah runyam, Senin (1/6/24).
Penolakan pertama dari warga Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang. Mereka demo besar-besaran hingga akhirnya rencana pembangunan TPA dibatalkan.
Menyusul berikutnya warga Surajaya, Kecamatan Pemalang. Mereka juga menolak keras pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Dusun Silarang.
Ditambah lagi aksi sabotase oknum pejabat DLH, Kuntoyo dengan alasan ketiadaan anggaran. Ia mengeluarkan surat pemberitahuan untuk menghentikan pengangkutan sampah.
Akibatnya, sampah menumpuk dan berserakan di tepi-tepi jalan kota yang menambah buruk kondisi Pemalang.
Peliknya persoalan ini disinyalir sebagai pertanda retaknya hubungan di internal birokrasi. Hal ini juga ditengarai dari pernyataan Bupati Mansur Hidayat tentang Kuntoyo.
“Ya, hari Selasa (18/6/24) kemarin saya mendapat laporan ada oknum pejabat membuat surat agar sopir truk berhenti mengangkut sampah,” kata Bupati.
“Soal anggaran yang dikatakan tidak ada, itu tidak benar. Pemerintah melalui DLH sudah menganggarkan,” imbuh dia.
Kuntoyo sendiri membantah tudingan dirinya melakukan sabotase. Terkait kunci truk pengangkut sampah yang diambil, menurut dia untuk diamankan.
“Soal mengambil kunci ini sebagai bentuk pengamanan dan tanggung jawab. Sebab, pernah terjadi pencurian aki kendaraan,” kata Kuntoyo.
Sedangkan untuk urusan BBM, dia mengklaim telah memberikan dana talangan.
“Jadi anggaran belum cair, saya talangi dulu. Namun, masuk di bulan Juni kami tidak mampu (lagi) nyari talangan untuk BBM. Sampai-sampai pernah sopir truk memakai uang pribadi untuk beli solar,” jelasnya.